Belanja ke Cina Harganya Lebih Murah Juga Ongkirnya
Sumbu dari Jakarta (kiri) dan Cina (kanan) |
Berbelanja ke Cina melalui marketplace online bisa
memberi harga yang lebih murah daripada ke penjual online dalam
negeri. Misalnya yang saya alami saat membeli sumbu lilin, tak hanya
harga, ongkos kirim juga lebih murah dari Cina.
Sumbu lilin yang saya miliki kurang besar
ukurannya untuk diameter lilin votive produk yang saya kembangkan.
Saya mencoba mencari penjual sumbu lilin di marketplace online
Shopee, dan berbelanja setelah menerima gaji bulanan.
Membangun usaha sambil menjadi pekerja lepas sangat menyenangkan
Mula-mula saya berusaha mencari sumbu yang
ukurannya di atas sumbu yang sudah saya miliki. Ada beberapa sumbu
yang langsung menyita perhatian, karena harganya lebih murah dan
benangnya lebih panjang dalam gulungan.
Saya klik kendati agak malas karena ada keterangan
dikirim dari luar negeri, yang pastinya ongkos kirimnya sangat mahal.
Lalu lihat ongkos kirim cuma belasan ribu rupiah saya tidak percaya,
dan cuek karena malas dibohongi informasi palsu apalagi berbau
promosi.
Tapi mungkin bisa jadi opsi, jadi saya klik suka
saja dulu baru nantinya diputuskan beli yang mana. Akhirnya saya beli
juga karena butuh, bersama sumbu lain dalam beberapa ukuran dari
penjual dalam negeri.
Histori belanja ke Jakarta (kiri) dan Cina (kanan) |
Lilin
dari penjual Jakarta 3 sumbu masing-masing panjang 1 meter dengan
ukuran tebal yang berbeda-beda. Total harga Rp 75 ribu, ongkos kirim
Rp 26 ribu, sampai rumah 3 hari kemudian.
Lilin dari penjual Cina berupa segulung sumbu
sepanjang 61 meter, lebih panjang dan tebal daripada yang dari
penjual Jakarta. Harganya Rp 31 ribu, ongkos kirim Rp 20 ribu, sampai
rumah 7 hari kemudian.
Perbandingan harga produk yang dari penjual
Jakarta Rp 25 ribu per meter, dan yang dari Cina Rp 508 per meter.
Perbandingan waktu tunggu selisih 4 hari lebih lama untuk dari
penjual Cina.
Setelah dapat keduanya saya buat lilin dengan
kedua sumbu untuk dibandingkan hasilnya. Selain lebih besar sumbunya,
api nyala lilin yang dari penjual Cina ternyata juga lebih besar,
tenang dan stabil yang langsung saya jadikan sebagai bahan standar
produk.
UMKM bisa memanfaatkan bahan baku dari Cina bila itu lebih menguntungkan mereka
Saya kembali mencoba berbelanja hands free ke
penjual Cina, untuk dapat yang berbatrai kapasitas besar dan cari
yang ratingnya bagus. Kali ini tidak selancar belanja saya ke penjual
Cina yang sebelumnya.
Sampai batas waktu yang ditentukan Shopee, penjual
tidak mengirimkan barang pesanan. Saya tanyakan lewat fitur pesan
Shopee, dapat jawaban diminta bersabar dan menambah waktu tunggu
barang dikirim. Nggak mauuu...
Selanjutnya saya beli hands free serupa ke penjual
Cina lainnya, dan dikirimkan keesokan hari yang saya tunggu sambil
membuat tulisan ini. Jadi meski pada umumnya memang produk dari
penjual Cina lebih murah plus ongkos kirimnya, kita tetap harus
berhati-hati sebagaimana pembelian secara online ke penjual manapun.
Alert untuk UMKM atas persaingan pasar bebas
Saya sebagai pengusaha kecil tentu langsung
terperangah atas perbedaan harga yang sangat besar selisihnya itu.
Jika penjual sumbu di Jakarta tidak bisa sedikitpun mendekati harga
penjual Cina, apa kabar pengusaha kecil di daerah?
Perbandingan belanja online dalam negeri dan ke Cina |
CNN memberitakan bahwa We Are Social dan Hootsuite
telah merangkum data negara dengan prosentase pengguna internet
pembelanja online tertinggi. Daftar peringkat itu mereka buat dari
data yang dihimpun Global Web Index, perusahaan riset pasar dengan
mengutamakan teknologi.
Hasilnya 86 persen pengguna internet di Indonesia
merupakan pembelanja online dan merupakan persentase terbesar.
Sementara negara Cina yang dari tadi kita obrolin berada di peringkat
dua dengan 82 persen pengguna internet yang menjadi pembelanja
online.
Jerman dan Inggris di urutan selanjutnya dengan
angka 81 persen, kemudian Thailand sebanyak 80 persen. Persentase
pembelanja online kita dari jumlah pengguna internetnya, terbesar
daripada negara-negara lain.
Pasar online penting bagi pelaku UMKM dalam negeri
Saya belum tahu orkestrasi strategi ekonomi
seperti apa yang dijalankan di China, tapi nampaknya kita tidak bisa
bersaing head to head sekarang. Tidak hanya paduan suara yang
dilakukan para pengusaha Cina, tetapi juga peran pemerintah di sana
dengan berbagai potensi dan kondisinya.
Namun tentu ada beberapa hal yang bisa kita
lakukan, sebagai pengusaha kecil di Tanah Air. Maksud saya yang bisa
kita lakukan di antara kita sendiri, karena saya belum tahu bagaimana
strategi pemerintah :D
Perbanyak Literasi
Pasti ada saja yang bisa kita baca, yang bisa kita
pelajari, yang bisa kita serap setiap hari. Buku, laman online,
cerita-cerita, obrolan, nasehat, pengalaman orang, pengalaman
sendiri, status orang dan banyak yang bisa kita manfaatkan menambah
pengetahuan.
Terutama literasi usaha, baik yang spesifik
mengarah ke usaha kita maupun yang umum. Pelatihan-pelatihan yang
diselenggarakan pemerintah, swasta, komunitas, atau buku-buku dan
bacaan lain bisa kita perbanyak.
Kenali Lebih Dalam dan Kembangkan Produk
Pastinya kita yang paling kenal produk-produk kita
sendiri. Orang kita yang setiap hari siapkan bahan, membuat,
menimang-nimang, mengelus-elus, membungkus, dan membawanya ke
mana-mana.
Tapi sebetulnya kita bisa mencoba untuk melihatnya
dari perspektif lain. Misalnya dari perspektif pejabat, mbak-mbak
karyawan mall, orang-orang bank, wisatawan, presiden, mahasiswa,
bos-bos perusahaan besar, dan banyak pihak lain.
Bahwa produk kita yang sekarang terlihat,
terdengar dan terasa seperti apa bagi mereka. Dari sana kita bisa
mulai membayangkan, merancang dan menciptakan penambangan produk agar
semakin diminati orang.
Bersiap Bersaing Harga
Tidak harus sama seperti bagaimana penjual dari
Cina memberikan harga yang sebegitu murah. Tapi bukankah memang kita
ingin memberikan harga terendah bagi pembeli dengan keuntungan
terbagus bagi kita.
Maka berbelanja bahan baku yang lebih murah,
termasuk dengan impor dari Cina mumpung murah, jadi salah satu
kesempatan kita. Upaya-upaya sebisanya untuk menurunkan harga produk
kita tetap akan menguntungkan, tanpa mengorbankan keuntungan kita.
Informatif Pada Pelanggan
Kalau dibandingkan, pada umumnya lapak-lapak
penjual dari Cina memberikan informasi yang lebih lengkap dan rinci.
Misalnya hands free yang saya cari, di lapak banyak penjual lokal
hanya diberi keterangan garansi dan spek lengkap silahkan googling.
Dalam transaksi online, penjual dan pembeli saling
merasa asing meskipun dari negara yang sama. Dengan keterangan yang
lebih lengkap, lapak-lapak dari Cina malah terasa lebih akrab dan
membantu.
Pertemuan Asosiasi Pengusaha Muda Banyuwangi (Apemb) |
Bergabung Dalam Komunitas
Sifat saling dukung dalam komunitas tetap sangat
membantu, meskipun dalam komunitas tetap saja kerap ada masalah juga.
Apalagi sedang ada persaingan antar negara begini, mestinya sesama
pengusaha kecil bersatu semakin erat.
Kalau dalam komunitas dan asosial ada inisiatif
untuk mengerek omset bersama akan lebih baik lagi. Selain itu akses
komunitas seperti itu biasanya lebih dekat, pada permodalan,
pelatihan, sertifikasi produk dan upaya pengembangan usaha lainnya.
Pemerintah sih sepertinya tetap bersikeras bahwa
perdagangan bebas adalah tantangan dan kesempatan. Saya sih tidak
berkapasitas menggolongkan persaingan bebas ini sebagai apa, tapi
memang kita tertinggal jauh untuk head to head dengan retailer Cina.
Belanja lebih murah ke Cina, dalam histori pengirimannya, pemerintah berperan di pemeriksaan Cukai. Kita
tentu menginginkan dukungan lebih dari pemerintah untuk pengusaha kecil, selain pemeriksaan
Cukai pada produk-produk dari luar negeri itu.