Ritual Barong Ider Bumi Kembali ke Bentuk Murni
 |
| Barong Ider Bumi Kemiren 2020 |
Barong Ider Bumi yang sebelumnya disertai banyak kesenian penghibur, kini kembali pada bentuk murni di tengah pandemi. Kembalinya ritual kuno ke bentuk asalnya dengan hanya melibatkan pelakunya saja itu karena pelarangan kerumunan banyak orang, untuk menghindari semakin menyebarnya virus SARS-Cov-2.
Pemangku Adat Selamatan Desa Kemiren generasi ke-7 Setyo Her Fendi (32) mengatakan ritual murni itulah yang tidak boleh ditinggalkan keluarganya. Sesuai pesan nenek moyang warga Desa Kemiren, Buyut Suko, Barong Ider Bumi harus dilaksanakan setiap Hari Raya Idul Fitri hari kedua.
Dia menjelaskan ritual itu berupa selamatan arak-arakan, yakni barong yang telah diwariskan secara turun-temurun diarak di jalan utama desa diakhiri doa bersama. Namun semuanya harus diawali ngaturi atau berziarah ke makam Buyut Suko alias Buyut Cili (Cilik) dengan membawa sajian yang disukai sang buyut, setelah masuk waktu asyar.
"Induk ritual harus di sini (rumah keluarga Fendi), itupun harus keturunan keluarga sini," kata dia di rumahnya, Senin 25 Mei 2020.
Rute arak-arakan dari rumah Fendi, ke ujung barat desa, lalu kembali lagi hingga ujung timur, dan pulang ke rumah Fendi. Dalam rombongan arak-arakan, secara berurutan dari depan ada dua orang pemeran pitik-pitikan ayam jantan dan betina, dua orang jadi barong dan delapan orang pemain musik tradisional.
Barong Osing menari dengan menggelengkan kepala, membuka mulut, menggeolkan badan, dan memainkan kaki. Sementara pitik-pitikan membuka jalan memanfaatkan paruh dan kepak sayapnya dalam irama yang juga mengikuti musik yang semua dimainkan dengan cara ditabuh atau pukul.
 |
| Pendeta Katolik Romo Fajar |
Selanjutnya dilaksanakan selamatan yang harus menggunakan menu pecel pitik, yakni ayam panggang yang dilumat dengan sambal parutan kelapa, kemudian lepet, ketupat dan sayurnya. Petugas yang memasak juga pilihan, harus wanita tua yang tidak lagi mengalami menstruasi atau telah monopouse.
Dalam selamatan dipanjatkan juga doa agar corona di Kab Banyuwangi segera berhenti dan muncul jalan agar penyakit itu dihentikan sebarannya. Dalam sejarahnya juga diceritakan ritual itu untuk mengusir pageblug, yakni penyakit misterius di masa lalu yang menyebabkan manusia meninggal hanya sehari setelah terjangkit.
"Jadi selamatan ini untuk desa, untuk bumi, untuk menghilangkan segala macam penyakit, mulai alam (kerusakan alam) sampai penyakit manusia," kata Fendi.
Dia menjelaskan bahwa serangkaian tahapan yang telah disebutkan merupakan ritual murni Barong Ider Bumi. Bila selama ini ada komponen lain, panggung kesenian tambahan, munculnya barong baru sebagi pengiring dan kegiatan hiburan lain, merupakan penambahan sebagai atraksi pariwisata.
Bupati Banyuwangi periode 2000 - 2005, Samsul Hadi, menjadikan Barong Ider Bumi Kemiren sebagai kegiatan wisata. Kemudian bupati sekarang, Abdullah Azwar Anas, memasukkannya dalam rangkaian Banyuwangi Festival.
 |
| Barong Osing membuka mulut dalam Ider Bumi 2020 |
Namun di tengah pandemi semua agenda Banyuwangi Festival ditunda sehingga masyarakat Desa Kemiren menggelar Barong Ider Bumi tanpa kesenian penghibur melainkan murni sebagaimana yang dilaksanakan dahulu. Demikian juga butuh perjuangan Fendi agar ritual itu bisa tetap dilaksanakan ditengah pelarangan banyak kegiatan di tempat umum.
"Jadi saya sangat terimakasih, saya kan terharu, tadi nangis. Jadi selamatan ini untuk desa, untuk bumi, untuk menghilangkan segala macam penyakit, mulai alam (kerusakan alam) sampai penyakit manusia," kata dia.
Barong Ider Bumi berusaha terus dia jaga, hujan ataupun pandemi, demi amanah yang diemban keluarganya secara turun-temurun. Dia mengatakan setelah digelar, manfaat ritual akan dirasakan masyarakat banyak, sedangkan bila tidak konsekwensi bahaya bisa menimpa keluarganya.
 |
| Pitik-pitikan membuka jalan untuk barong |
 |
| Barong Ider Bumi digelar setelah masuk waktu asyar |