Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sekolah Daring Sebabkan Pelajar Cemas, Ramai Keluhan di Twitter

sekolah daring, sekolah online, daftar sekolah online, daftar ppdb online, daftar online sekolah, pendaftaran ppdb, daftar online sma, penerimaan siswa baru sma, pendaftaran sekolah online, daftar ppdb, situs ppdb online, pendaftaran ppdb online sma, npsn online, operator siap ppdb online, daftar sma online, siapku ppdb, pendaftaran siswa baru sma
Sekolah Daring - Dua siswa paket C Banyuwangi belajar daring

Sekolah daring kayaknya masih belum bisa diterima sepenuhnya oleh masyarakat kita. Nggak hanya pelajar dan guru, tapi juga orang tua dan pedagang cilok yang sekarang jualannya nggak begitu laku atau bahkan ada yang samasekali. Belum lagi mahasiswa yang lagi ngerjain skripsi, yang butuh penelitian lapangan. Masalah besar nih di bidang pendidikan.


Buktinya keluhan-keluhan masih membanjiri timeline Twitter. Meskipun ada juga yang komentarnya positif atau malah berupa guyonan yang berhasil bikin kita ngakak. Sadaro rek.. ini lagi pandemi. Tapi mungkin memang ini lagi masanya untuk generasi guyon merajalela. Soalnya ngamati kebijakan publik juga jadi kudu ngguyu...


Sekolah daring jadi sasaran isu Drone Emprit, sebuah sistim pemantau dan penganalisa media daring maupun media sosial berbasis big data, kali ini di Twitter. Twit-twit dari Indonesia yang menurut sistim ini menggambarkan emosi dan persepsi publik terhadap pembelajaran daring, jumlahnya nggak pernah kurang dari seribu per hari, terekam sejak tanggal 1 sampai 10 September 2020. Misalnya Selasa kemarin, 8 September 2020, jumlah twit yang mention isu pembelajaran daring yang berhasil dideteksi Drone Emprit sampai 2.749 biji. Jumlah terendah saja 1.171 twit, hasil pemantauan Sabtu sebelumnya, 5 September 2020.


Masalah sentimennya, sebetulnya hampir seri antara jumlah twit positif dan twit negatif. Kadang sentimen positifnya yang unggul, kadang sebaliknya. Misalnya Senin, 7 September 2020, sentimen positif yang terdeteksi sistim berjumlah 967 dan yang negatif berjumlah 725. Besoknya beda lagi, sentimen positifnya 1.274 twit dan yang negatif 1.467.


Salah satu twit yang dilabeli positif oleh sistim Drone Emprit mengenai pembelajaran daring, contohnya yang diposting @paxraka03 dari Bandung, Senin 7 September 2020, jam 23:57 WIB. "D rumah banyak tekanan,kegiatan kampus selain kuliah tekanannya jg gede Gk ad yg bisa d jadiin tempat cerita dan emg dasarny gk bisa cerita begitu aj k orang kl gk emosi bgt Berdoa? Ya mungkin emg jalan paling tepat,tp hati gk siap Gk tau lah,ngudud aj," kok rasanya kayak negatif ya. Kayaknya sistim Drone Emprit menandai bagian "mungkin jalan paling tepat" sehingga melabelinya sebagai twit bersentimen positif.


Dan yang menurut saya betulan bersentimen positif, twit-nya akun @inichoii di waktu yang hampir bareng. "Literally gue lebih nyaman sama temen-temen online gini, apalagi di ekoun Ambis cuz gue jadi semangat.. kalau di rl tuh, temen-temen kaya masih chill banget main sampe malem gitu-gitu dan gue gabisa kaya gitu man... Sumpah temen rl gue ada yg kek 'yaudah lah ga kuliah gpp'," ya kan semangat gitu twitnya.


Sekolah online memunculkan kcemasan apa aja sih di kalangan pelajar? Ada akademisi kece dari Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya (Ubaya), namanya Dwi Hardani Oktawirawan yang penelitiannya mungkin bisa menjawab pertanyaan itu. Jurnal Dwi Hardani berjudul Faktor Pemicu Kecemasan Siswa dalam Melakukan Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19, tayang di Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi (JIUBJ), edisi Juli 2020.


Dia mengumpulkan informasi dengan melakukan survei terhadap 74 orang pelajar SMA, SMK dan MA, terkait pengalaman pembelajaran daring. Media pembelajaran yang paling banyak mereka akses adalah Google Classroom (77%) dan Whatsapp (66%). Media-media itu dianggap memiliki fitur yang mendukung pembelajaran daring mereka. Tapi tetap saja belum sanggup menghilangkan kecemasan-kecemasan di dalam hati generasi muda bangsa ini.


Sekolah online, dalam jurnal itu dijelaskan menyebabkan munculnya 9 bentuk kecemasan pelajar. Berurutan dari yang frekuensinya paling tinggi, kurang memahami materi, deadline tugas, internet tidak stabil, kesulitan mengerjakan tugas, kesulitan membeli kuota internet, kendala teknis, penurunan nilai, terlambat mengikuti kelas, dan tidak siap menghadapi jenjang selanjutnya. Jangan-jangan yang terakhir tanpa terasa dicemaskan oleh banyak adik kita  ya. Kalau materi pembelajaran hari ini saja jadi sulit dipahami, akan lebih sulit memahami materi pembelajaran lanjutannya kan. Mendaftar ke penerimaan siswa baru atau mahasiswa baru juga jadi momok, mikirin seleksinya.


sekolah daring, sekolah online, daftar sekolah online, daftar ppdb online, daftar online sekolah, pendaftaran ppdb, daftar online sma, penerimaan siswa baru sma, pendaftaran sekolah online, daftar ppdb, situs ppdb online, pendaftaran ppdb online sma, npsn online, operator siap ppdb online, daftar sma online, siapku ppdb, pendaftaran siswa baru sma
Sekolah Online - Dua siswa paket C Banyuwangi belajar online

Dalam jurnal itu juga dijelaskan bagaimana adik-adik kita itu merespon masalah-masalah yang dihadapinya. Dari yang berfrekuensi tertinggi, mereka menyikapi dengan belajar mandiri, segera mengerjakan tugas, diskusi dengan teman, konsultasi dengan guru, tidur, pasrah dan sabar, menikmati musik atau film, menyemangati diri sendiri, berdoa, mencari koneksi internet bagus, olahraga, minum kopi atau makan, dan bermain gim.


Sekolah daring dan masalah yang muncul mereka hadapi, ada yang dengan sikap solutif, ada yang berupaya menghindar. Yang langkah solutif menurut saya belajar mandiri yang artinya di luar jam pelajaran mereka belajar lagi sendirian. Segera mengerjakan tugas, diskusi dan konsultasi, menyemangati diri sendiri, berdoa, mencari koneksi internet yang lancar dan olahraga juga solutif.


Kalau yang menghindari kecemasan dengan tidur, ngopi atau makan, menikmati musik atau film serta bermain gim, tentu bermanfaat agar adik-adik kita nggak stres berat. Tapi tidak langsung menjadi solusi atas kecemasan yang disebabkan pembelajaran daring. Apalagi penganut mazhab Bu Tejo, bisa jadi hanya akan memaksa mereka semakin giat belajar, titik. Harus yang langsung membereskan masalah. Ya nggak gitu juga kan, kasihan kalau ditekan terus padahal sudah tertekan.


Sekolah daring, selengkapnya kalau baca jurnal Dwi Hardani itu sampai bawah, ada penjelasan juga bahwa aktivitas menghindar seperti menonton televisi, bermain gim, dan tidur memang mampu membuat siswa terhindar dari perasaan cemas. Namun apabila dilakukan secara terus-menerus juga dapat menimbulkan masalah yang lebih serius, karena penyebab dari kecemasan yang dialami justru tidak ditangani.