Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahasa Indonesia di Korea Banyak Peminat, Apa yang Harus Kita Lakukan?

Bahasa Indonesia di Korea Selatan telah memiliki banyak peminat di kalangan mahasiswa. Hal itu disampaikan Guru Besar Kajian Melayu - Indonesia dari Hankuk University of Foreign Studies, Profesor Koh Young Hun, dalam kuliah umum daring gelaran Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember, Selasa 20 April 2021.


Koh Young mengatakan setiap tahun ada sedikitnya 500 mahasiswa yang tertarik belajar Bahasa Indonesia di berbagai perguruan tinggi di Korea Selatan. Sementara di kampusnya, khususnya untuk Kajian Melayu - Indonesia, setiap tahun rata-rata menerima 70 mahasiswa baru.

 

"Jika mereka memiliki kemampuan berbahasa Indonesia, maka kesempatan diterima di perusahaan (Korea) yang berinvestasi di Indonesia makin terbuka," kata pria yang fasih berbahasa Indonesia itu.


Dalam kondisi seperti itu, menurutnya penting untuk mengembangkan Bahasa Indonesia, dalam hal standar-standar baku. Hal ini selaras dengan topik kuliah daring saat itu yang berjudul, Menggagas Peluang Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Internasional.


Pertama, perlu disusun standar-standar berbahasa Indonesia dengan perbedaan yang jelas dengan Bahasa Melayu Malaysia. Saat ini Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu sudah menampakkan perbedaan dalam tata bahasa dan dialek.


Kedua, penyusunan standar ujian Bahasa Indonesia sebagaimana TOEFL atau IELTS menjadi standar ujian kemampuan Bahasa Inggris. Ketiga, untuk pengajar Bahasa Indonesia pada pelajar asing, agar mampu memberikan keterangan bentuk-bentuk kebudayaan Indonesia lainnya.

 

"Pembelajaran bahasa tidak lepas dari belajar budaya," kata pria yang pernah berkunjung ke Unej tahun 2004 itu.


Keempat, agar pengajar materi Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) tak hanya berfokus pada teori. Selain memberikan materi lewat beragam aktivitas, pengajar dituntut mampu mengantarkan keterampilan berbahasa Indonesia secara daring.

 

"Tidak selalu menerangkan materinya secara terperinci di kelas, tetapi juga mampu membuat aktivitas pembelajaran lain yang mendukung materi yang diberikan, termasuk menggunakan metode e-learning,” pugkas Koh Young. 

 

Bahasa Indonesia di Korea Selatan ini dibahas bersama 760 mahasiswa dalam kuliah daring yang digelar oleh LP3M Unej ini. Mereka adalah mahasiswa yang tengah menempuh mata kuliah Bahasa Indonesia di kampus tersebut. 


Pelajaran Bahasa Indonesia di Korea Selatan mulai masuk tahun 1957, dengan dibukanya program studi yang mempelajari budaya dan bahasa Melayu - Indonesia. Sementara Hankuk University Foreign Studies mulai membuka Program Studi Kajian Melayau - Indonesia pada tahun 1964.