Contoh Kerajinan dari Bambu yang Lebih Menguntungkan, Cerita Perajin Banyuwangi
Contoh kerajinan dari bambu yang lebih menguntungkan |
SELABAR BANYUWANGI - Sekitar 30 orang duduk di atas terpal dengan contoh kerajinan dari bambu, di tempat belajar Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Nur Surya Education di Lingkungan Papring, Kelurahan Kalipuro, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
Mereka adalah siswa atau warga belajar PKBM tersebut, yang tengah mendapatkan materi pembelajaran meniru contoh kerajinan bambu dengan didampingi seorang instruktur.
Semuanya adalah warga Kampung Papring yang belum menyelesaikan pendidikan wajib 12 tahun, yang tengah menempuh pendidikan paket B dan C di sana.
Namun bukan buku dan pensil, tangan mereka memegang bilah tipis bambu dan menganyamnya, berusaha membuat seperti contoh kerajinan bambu yang disediakan.
Kepada Selabar.id sang instruktur Untung Hermawan, 50 tahun, menjelaskan dia tengah memberikan pelatihan membuat produk anyaman bambu.
Sebagian warga Kampung Papring telah mahir membuat besek bambu, maka kali ini materi pelatihannya menganyam produk lainnya dengan bahan pembuatan kerajinan bambu yang sama.
"Papring sudah ada dasarnya, yang dilakukan di sini menganyam motif tradisional besek. Ada pelatihan lagi biar ada nilai ekonomis tambahan, kalau disentuh motif lain harga bisa menjadi berkali-kali lipat," kata Untung, setelah pelatihan itu, Minggu 22 Agustus 2021.
Dia menjelaskan contoh kerajinan dari bambu berupa besek di pasaran bisa dijual dengan harga Rp3 ribu per pasang, yakni wadah dan tutupnya.
Namun bila dibuat tas, dengan jumlah dan jenis bahan yang sama akan mendapatkan harga Rp25 ribu, atau dirangkai dengan bahan kain dan logam, yang bisa menaikkan lagi harganya ke level ratusan ribu.
Contoh kerajinan dari bambu lain adalah gedek atau anyaman bambu untuk dinding, dengan bahan kulit bambu yang dihargai Rp30 ribu per meter persegi.
Padahal bila dianyam dengan motif Moto Puru, lalu dibentuk menjadi keranjang sampah, dengan bahan pembuatan kerajinan bambu yang sama, harganya akan menjadi dua kali lipat di pasaran.
Untung menjelaskan untuk menghasilkan kerajinan anyaman bambu yang lebih bernilai, ada tiga jenis anyaman bambu dasar yakni Pipil (langkah 1), Liris (langkah 2), dan kombinasi langkah 1 dan 2 itu yang disebut motif Moto Puru.
Selain itu ada motif Truntum yang merupakan turunan dari Moto Puru yang kini banyak digunakan pembuatan kap lampu, keranjang buah, dan lampion, dari anyaman bambu.
"Tidak terlalu sulit melatih warga sini karena sudah ada embrio. Selanjutnya perlu dilatih lebih intens, minimal 7 hari, lalu ada pendampingan dari instruktur, kelurahan, PKBM, tidak bisa ditinggal. Mungkin kelurahan bisa memanfaatkan produk mereka karena butuh pembiasaan agar produknya masuk pasar," kata Untung lagi.
Contoh kerajinan dari bambu yang lebih menguntungkan |
Salah satu peserta pelatihan, Jamalah, 53 tahun, mengaku pembuatan motif baru cukup sulit baginya, dan belum bisa mengikuti contoh kerajinan yang terbuat dari bambu dari instruktur.
Walaupun telah berlatih anyaman bambu sejak remaja, dia hanya terbiasa membuat besek sebagai pekerjaan sampingan selain bertani.
"Besek dihargai Rp2 ribu sepasang kalau dijual ke tengkulak. Sekarang saya terima pesanan sendiri, dengan ukuran sama dapat harga Rp5 ribu. Pelatihan ini bermanfaat, jadi tahu karena belum pernah membuat motif bintang," kata Jamalah.
Dia mengatakan belum berhasil membuat motif yang diajarkan sampai jadi, dan sementara memperhatikan temannya yang sudah bisa.
Baru-baru ini dari pelatihan serupa dia bisa membuat etuk atau pincuk anyaman bambu, yang sudah laku dari melayani pesanan pembeli.
Di sisi lain, Pengelola PKBM Nur Surya Education, Anas Alfan Suni, menjelaskan pihaknya menyelenggarakan kegiatan belajar di 3 lokasi di Kecamatan Kalipuro.
Di Desa Ketapang diajarkan keterampilan olah makanan berbahan hasil laut, di Kelurahan Gombengsari furniture, dan di Kampung Papring anyaman bambu.
Dia mengatakan PKBM sebagai pendidikan kesetaraan memberikan materi dari modul Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), dan keterampilan atau lifeskill pada warga belajar.
Mereka juga tidak dikenai iuran bulanan, melainkan telah ada anggaran dari pemerintah untuk menyelenggarakan setiap kegiatan belajar.
Bahan pembuatan kerajinan bambu berupa bilah bambu, lem, dan cat pewarna juga telah disediakan sehingga warga belajar hanya perlu datang ke tempat belajar.
"Hasil kegiatan pendidikan formal dinilai dengan ujian pendidikan kesetaraan atau UPK se-kabupaten serentak. Kalau lifeskill tidak ada pengujian, tapi dilihat ke warga dan ada kelanjutan pendampingan penasaran," kata Anas.
Contoh kerajinan yang terbuat dari bambu sebetulnya beragam, misalnya untuk barang dapur bisa berupa nampan bambu, keranjang buah, tudung saji, bahkan gelas dari bambu.
Contoh kerajinan dari bambu adalah lainnya bisa dilihat di produk-produk yang dihasilkan warga Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, yang merupakan sentra kerajinan bambu.(Selabar.id/Udi)